Selasa, 17 Oktober 2017

Kode Etik Profesi Akuntansi (Etika Profesi Akuntansi)


Pengertian Etika Profesi akuntansi
Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ethikos yang berarti timbul dari kebiasaan atau bisa juga berasal dari kata ethos yang berarti adat istiadat. Etika ini merupakan nilai-nilai yang ada secara turun temurun dan dihasilkan melalui refleksi pada sudut pandang normatif untuk menentukan baik buruknya prilaku . Etika ini tidak hanya ada dalam kehidupan sosial tapi juga dalam profesi. Dalam dunia profesi etika lebih sering disebut dengan kode etik. Kode etik ini digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pekerjaan agar berjalan dengan baik.
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan, pekerjaan, atau berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
            Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam menjalankan profesi tersebut yang biasa disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku profesional. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi.
Setiap profesi pasti memiliki kode etik tidak terkecuali profesi akuntansi. Profesi akuntansi adalah kesediaannya menerima tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Oleh sebab itu, tanggung jawab Akuntan Profesional tidak terbatas hanya pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Akuntan professional harus memperhatikan dan mematuhi ketentuan kode etik ini dalam bertindak bagi kepentingan publik. Tanpa kode etik seorang akuntan bisa saja langsung diberhentikan. Karena dalam profesi akuntansi sangat rawan dalam kasus skandal yang tentu saja melanggar kode etik. Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia megeluarkan kode etik yang harus dipatuhi akuntan. Etika ini memiliki beberapa tujuan tersendiri yaitu :
1.      Meningkatkan mutu organisasi profesi, profesi, dan pengabdian anggota profesi.
2.      Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3.      Menjunjung tinggi martabat profesi.
4.      Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
5.      Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
6.      Menentukan baku standar.

Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntansi Menurut IAI
IAI dalam Exposure Draft, Kode Etik Akuntan Profesional, menyebutkan prinsip dasar etika profesi akuntansi. Berikut uraiannya :

1.      Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.

2.      Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

3.      Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4.      Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Objektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5.      Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan.
Selain itu juga memiliki ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

6.      Kerahasiaan
Prinsip ini menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Seorang akuntan berkewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7.      Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8.      Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, berkewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Contoh Pelanggaran Etika Pada Kasus Korupsi Pajak Gayus Tambunan
Salah satu kasus suap yang pernah terjadi di Indonesia yang melibatkan pegawai Direktorat Jendral Pajak dan juga mantan pejabat Pertamina yaitu bernama Gayus Halomoan Partahanan Tambunan atau akrab dikenal dengan nama Gayus Tambunan (lahir di Jakarta, 9 Mei 1979).
Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 2000, Gayus ditempatkan di Balikpapan. Beberapa tahun kemudian, Gayus diangkat menjadi PNS golongan III A di Bagian Penelaah Keberatan pada Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. Gayus terus berkarier di Direktorat Jenderal Pajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus mafia pajak pada tahun 2010. Ia dipenjara karena melakukan penyalahgunaan wewenang, menerima suap dari wajib pajak, dan pidana umum lainnya.
Gayus dinyatakan terbukti bersalah menerima suap senilai Rp. 925 juta dari Roberto Santonius, konsultan PT Metropolitan Retailmart terkait kepengurusan keberatan pajak perusahaan tersebut.
Gayus dinilai lalai menangani keberatan pajak PT Surya Alam Tunggal (SAT) yang berakibat pada kerugian Negara sebesar Rp. 570 juta. Gayus juga terlibat dalam kasus penggelapan pajak PT Megah Citra Raya.
Gayus terbukti bersalah menerima gratifikasi saat menjabat sebagai petugas penelaah keberatan pajak di Ditjen pajak. Gayus terbukti menerima gratifikasi sebesar US $659.800 dan Sin $9,6 juta namun tidak melaporkan ke KPK.
Gayus juga dijerat dengan UU Tindak Pidana Pencucian Uang. Selama persidangan, Gayus gagal membuktikan kekayaannya berupa uang Rp. 925 juta, US $3,5 juta, US $659.800, Sin $9,6 juta dan 31 keping logam mulai masing-masing 100 gram bukan berasal dari hasil tindak pidana. 

Analisis Kasus
Berdasarkan kasus diatas, Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, seorang pejabat perpajakan dalam mengelola pendapatan keuangan negara harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Dalam kasus penggelapan pajak keuangan negara, seorang  Gayus  telah melupakan tanggung jawab (tidak bertanggiung jawab) terhadap profesinya. Sejalan dengan peranan tersebut, seorang pejabat perpajakan seharusnya mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini sama sekali tidak di tunjukkan oleh pejabat perpajakan (Gayus) dimana perilaku profesinya jelas jelas merugikan masyarakat, bangsa, dan negara.
            Jelas, kegiatan yang dilakukan oleh Gayus Tambunan merupakan pelanggaran etika profesi dan sangat betentangan dengan kode etik profesi akuntan. Dari kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompentensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional dan standar teknis, Gayus melanggar 7 prinsip dari 8 prinsip profesi akuntan, yaitu :

1.      Tanggung Jawab Profesi
Ketika melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang profesional, setiap anggota harus mempergunakan pertimbangan moral dan juga profesional di dalam semua aktivitas/kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan kasus diatas, Gayus melanggar prinsip ini karena kegiatan menyimpang yang dilakukan Gayus tidak didasari dengan pertimbangan moral dan tidak profesional. Menerima suap dan mengatur kasus perpajakan adalah prilaku Gayus yang melanggar prinsip kode etik tanggung jawab profesi ini.

2.      Kepentingan Publik
Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam rangka memberikan pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik, serta menunjukkan komitmennya sebagai profesional. Berdasarkan kasus diatas, Dengan Gayus menerima suap dari perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak mereka lebih kecil, maka otomatis prinsip ini dilanggar. Karena jika Gayus menerima suap, maka jumlah pajak yang diterima negara tidak sebesar yang seharusnya.

3.      Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Berdasarkan kasus diatas, menunjukan bahwa Gayus melanggar prinsip kode etik ini, Gayus telah mengutamakan kepentingan (keuntungan)  pribadinya dibandingkan kepentingan publik.

4.      Objektivitas
Tiap individu anggota berkeharusan untuk menjaga tingkat keobjektivitasnya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam menjalankan tugas kewajiban profesionalnya. Berdasarkan kasus diatas, Gayus tidak bersikap objektif dalam menjalankan tugasnya. Sebagai pegawai Dirjen Pajak seharusnya dia dapat bersikap objektif terhadap wajib pajak. tetapi yang dilakukan malah membantu wajib pajak untuk menang dalam pengadilan pajak dan menerima imbalan atas jasa tersebut.

5.      Kompetensi dan Kehati-hatian  Profesional
Tiap anggota harus menjalankann jasa profesional dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan serta memiliki kewajiban memepertahankan keterampilan profesional pada tingkatan yang dibutuhkan guna memastikan bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktek, legislasi serta teknik yang mutakhir. Dalam prinsip ini memang Gayus memperlakukan kliennya dengan sangat baik. Akan tetapi Gayus melanggar satu hal yang sangat penting dalam prinsip ini yaitu sikap hati-hati dan profesionalnya.

6.      Perilaku Profesional
Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang baik dan menjauhi kegiatan/tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi. Hal ini yang dilanggar oleh Gayus, Gayus telah melakukan tindakan yang membuat institusi dan pekerjaan sebagai pegawai Dirjen Pajak sama seperti sarang korupsi.

7.      Standar Teknis
Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar tehknis dan standard proesional yang berhubungan/relevan. tiap tiap anggota memiliki kewajiban melaksanakan penugasan dari klien selama penugasan tersebut tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas. Berdasarkan kasus diatas, Jelas terlihat bahwa perilaku Gayus sangat menyimpang dari standar pekerjaan aparat Dirjen Pajak. Aparat Dirjen Pajak dilarang keras menerima suap dari wajib pajak. Akan tetapi hal ini dilakukan oleh Gayus.


Referensi

Selasa, 30 Mei 2017

How to Heal a Broken Heart



Coping with the loss of a relationship can be one of the hardest things that you might ever have to do. Regardless of if you were with the person for three months or thirty years, breakups can leave you feeling profoundly hurt, confused, and rejected. However, with a bit of effort, you can heal your broken heart if you work to move past the pain, take good care of yourself, and develop a fulfilling social life. Now, leading hypnotist Paul McKenna and psychotherapist Dr Hugh Willbourn claim they can teach you to mend a broken heart. Using their unique 10 step method, you can remove emotional pain and feel free to enjoy life fully again - in days.

ACCEPT THE PAIN
Accept that you will have to go through some pain. It is an unavoidable truth that if you loved enough to be heartbroken, you have to experience some suffering.

When you lose something that mattered to you, it is natural and important to feel sad about it: that feeling is an essential part of the healing process.

The problem with broken-hearted people is that they seem to be reliving their misery over and over again. If you cannot seem to break the cycle of painful memories, the chances are that you are locked into repeating dysfunctional patterns of behaviour. Your pain has become a mental habit. This habit can, and must, be broken.

This is not to belittle the strength of your feelings or the importance of the habits you've built up during your relationship. Without habit, none of us would function. But there comes a time when the pain becomes unhealthy.

When you enter your bedroom at night, you switch on the light without thinking. If you obsess about your ex, and feel unhappy all the time, it's likely that your unconscious mind is 'switching on' your emotions in exactly the same way.
Without realising it, you have programmed yourself to feel a pang of grief every time you hear that tune you danced to, or see your ex's empty chair across the kitchen table.

CHANGE YOUR HABITS
Now you have to break those connections. Turn off the music that reminds you of your ex. Make your home look and feel different from when your loved one was around. Move the furniture.

Take up a new activity. And keep moving: exercise is the single most effective therapy for depression.

The point of these changes is to break up the old associations and give yourself a new environment for your new life. The changes you make don't have to be permanent. Even if it is just using a different shampoo and deleting your ex's number from the memory of your mobile, change something. Now.

CHANGE YOUR THOUGHTS
The next step is to do the same thing on the inside - transform your habits of thought. In a relationship, we build up a huge array of such habits. When the love affair ends, these patterns can still be running.

To change your thinking habits, you need to understand a little more about them.

Have you ever witnessed the same event as someone else, and later found out their account of it was completely different from yours? Each of you saw the event through a 'frame', made up of your personal beliefs, feelings and internal habits.

If you are finding it devastatingly difficult to handle the end of your relationship, you may need to change this 'frame'. You will need to reframe your heartbreak. Stop seeing it as the end of your happiness. Instead, turn it into a challenge; view it as an opportunity.

Being heartbroken can make you feel worthless and hopeless - but that is because the frame you are using is too narrow. Learning to see your situation with a different frame is a wonderful liberation.

VIEW YOUR RELATIONSHIP FROM THE OUTSIDE
The following exercise will help you look at your circumstances from different points of view, so you gain helpful insights.

1.   Think about the break-up of your relationship. What are the judgments or generalisations you have made about yourself and your ex?
2.   Now think of someone you admire - a character from history or a real friend. Imagine they are watching a movie of this part of your life, and step into their shoes to watch it instead. Imagine what their comments would be.
3.   Now imagine that a neutral observer is watching the movie of your life. Step into their shoes and watch it from there.
4.   Notice the differences that you see from each point of view. Which ones are helpful? Which ones make you feel better? Use these perspectives to view your relationship in a new light.

People who get over difficulties well rarely see what has happened to them as a disaster. They frame it as a challenge. It is a matter of a point of view. It is not what happens to us, but how we interpret it that determines the outcome for us.

CHANGE HOW YOU SEE YOURSELF AND HIM
The next stage is to focus on your mental picture of your lost love. By changing how you represent your ex in your mind, you can greatly reduce or even eliminate your distress.

You must learn to control your 'visualisation'. Every single one of us makes pictures in our imagination - and we can all learn how to change the pictures. It is important to learn to do this, because our bodies react to what we imagine in the same way that they react to what is actually happening to us. Memory and imagination affect our feelings in the same way as reality does.

We are constantly altering our state by the pictures we make in our imagination and the way we talk to ourselves. So it is vital to control those pictures and not let them run away with our feelings.

CHANGE HOW YOU SEE YOUR PAST
1.    Answer the following question. Which side of your front door is the lock on? To answer, you have had to make a mental picture of the door. You have made a visualisation.
2.    Now try to imagine what your front door would look like if it was bright orange or had yellow stripes down it. Make it bigger. Move it away so that it is smaller. Move it further away and down a bit so you are looking down on it. Make it open. Change it in different ways.
3.   Think about your ex now. As soon as you remember what someone looks like, you are using visualisation. What is the expression on his or her face? Observe what your ex is wearing and what he or she is doing. Where do you see the picture of them? In front of you, or to the left or the right? Is it lifesize or smaller? Is it a movie or a still image? Is it solid or transparent? Now, as you keep that image in your mind's eye, notice the feelings that arise. Make a note of those feelings.
4.    Now you could remember or imagine them differently. You can imagine you are a great film director. You can reshoot the scenes of your memory and imagination in any way you want. You can change the action, soundtrack, lighting, camera angles, framing, focus and speed. Change how you are visualising your ex and notice how it affects your feelings.
5.      Bring to mind the picture you had of your ex.
6.      Notice where it appears and how big it is.
7.      Now drain the colour out until it looks like an old black and white picture.
8.      Move the image further away until it is one-tenth of its original size.
9.      Shrink it even further, right down to a little black dot.
10.  Notice how your feelings have changed and compare how you feel now to the note you made earlier.

You will notice that some changes have a bigger effect than others. Images that are closer, bigger, brighter and more colourful have greater emotional intensity than those that are duller, smaller and further away.

Standing outside your memories and watching as if they were a movie helps you distance yourself from them.

FALL OUR OF LOVE - FOR GOOD
Now you are ready to tackle the central problem using the visualisation technique. Part of being heartbroken is the fact that you still feel in love. It hurts because part of you is still attached to your ex. This exercise helps that piece of you release itself.

1.    List five occasions when you felt very in love with your ex. List them so you can easily call them to mind.
2.    Start with the first of those memories. Play with it. Move the image away from you so that you can see yourself in the picture. Make it small.
3.   Drain out the colour so it is black and white, then make it transparent. When you look at your memory like this, it will seem as if the event is happening to someone else, and the emotional intensity will be reduced still further. You are starting to re-code your memory.
4.    When you have finished re-coding the first memory, do the same for the next one. Work through them until you have done all five.
5.    Remember in detail five negative experiences with your expartner, where you felt very definitely put off by him or her. List the five experiences.
6.     Take the least appealing memory and fully return to that moment. Try to relive it.
7.    Now turn up the colour and the clarity. Make the memory as bright and clear as you can, and experience the feelings more and more strongly.
8.   Go through each of the other four negative memories of your ex-partner, and relive them. Carry on until even thinking about them puts you off.

When you think about the bad experiences again and again, the negative memories begin to join up so that there is no space between them for the feelings of love, yearning and regret.
Concentrate on the exercise and do it methodically. Some people have found that doing this just once makes them feel different. To make sure the effect sticks, do it every day for two weeks.

UNDERSTAND YOUR EMOTIONS
The next stage is to learn to understand your emotional reactions better. Your feelings of heartbreak are unlikely to disappear unless you cope with what they are trying to tell you.

An emotion is a bit like someone knocking on your door to deliver a message. If you don't answer, it keeps knocking until you do open up.

Opening the door to your feelings means learning to understand them. This can be hard, because heartbreak is complicated by other feelings: anger, fear and shame.

BELIEVE THAT YOU WILL FIND LOVE AGAIN
You could fall into the trap of remaining convinced that your ex is the only person you could ever love. This is unlikely to be true on a planet with six billion people.

So why do you believe it? Can it be because you are desperately trying to avoid accepting that the relationship is over? Or are you afraid that the bad feelings associated with heartbreak will never go away?

That fear makes you anxious, and keeps you feeling bad for longer. The burden of your heartbreak has grown heavier, and a vicious circle has been established.

LIVING HAPPILY AFTER YOUR BREAK-UP
A good way of giving yourself a boost - and coping with complicated feelings - is to imagine a bright future.

1.    Imagine the future as a corridor in front of you. Imagine walking down it, away from the present, towards a door.
2.   Open the door, and see beyond it a world in which you have recovered from your heartbreaking relationship.
3.     See what you look like, what you are wearing, where you are going, whom you are seeing.
4.    Now step into this new world and into the new happy you. Imagine the whole experience from the inside, seeing what you would see, hearing what you would hear, and feeling how good and happy things are now.

It is not a matter of believing the image is real: just imagine it as vividly as possible.

In heartbreak, there is often a backlog of emotional learning to get through. Do one bit at a time. Your unconscious mind will protect you, and give you a rest so that you can deal with the next bit. You will learn to step out of the memories, leave them behind, and start a new life.


References
http://www.dailymail.co.uk/health/article-165247/10-steps-heal-broken-heart.html