Pengertian
Sistem Ekonomi
Sistem
ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku masyarakat dalam
melakukan kegiatan ekonomi untuk meraih suatu tujuan. Sistem perekonomian di
setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ideologi
bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi.
Yang
Mempengaruhi Sistem Perekonomian
Sistem
perekonomian dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
->
Supply and Demand (permintaan dan penawaran)
->
Pasar
-> Proses Produksi
-> Perilaku konsumen (Harus mengetahui selera konsumen)
-> Daya Beli (Kemampuan masyarakat untuk membeli)
-> Uang
-> Proses Produksi
-> Perilaku konsumen (Harus mengetahui selera konsumen)
-> Daya Beli (Kemampuan masyarakat untuk membeli)
-> Uang
Macam - macam
sistem perekonomian
Perekonomian
memiliki sistem yang bermacam macam jenisnya diantaranya:
1.
Sistem
Perekonomian Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya asetmodal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting. Contohnya adalah Spanyol, Belanda, dan Inggris.
2.
Sistem
Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)
Sistem
ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh
kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem ekonomi liberal merupakan
sistem perekonomian yang memberikan kebebasan seutuhnya dalam segala bidang
perekonomian kepada setiap orang untuk memperoleh keuntungan yang seperti dia
inginkan. Sistem ekonomi liberal banyak dianut negara-negara Eropa dan
Amerika Serikat.
Ciri-ciri
:
1.
Menerapkan
sistem persaingan bebas
2.
Kedaulatan
konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
3.
Peranan
pemerintah dibatasi
4.
Peranan
modal sangat penting
Kelebihan
:
1.
Setiap
individu bebas memiliki alat produksi sendiri.
2.
Kegiatan
ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan..
3.
Produksi
didasarkan kebutuhan masyarakat.
4.
Kualitas
barang lebih terjamin.
Kekurangan
:
1.
Sulit
terjadi pemerataan pendapatan.
2.
Rentan
terhadap krisis ekonomi.
3.
Menimbulkan
monopoli.
4.
Adanya
eksploitasi.
3.
Sistem
Perekonomian Komunisme
Sistem
Perekonomian komunisme, adalah sistem ekonomi dimana peran pemerintah sebagai
pengatur seluruh sumber - sumber kegiatan perekonomian.nasib seseorang bisa
ditentukan oleh pemerintah.Semua unit bisnis. mulai dari yang kecil hingga yng
besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan Pemerataan Ekonomi dan
kebersamaan. Setiap orang tak boleh memiliki kekayaan pribadi.
4.
Sistem Perekonomian
Perencanaan (Etatisme / Sosialis)
Sistem
ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi diatur
negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung
jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomian ini yang menjadi dasar
adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan pribadi dihapuskan
maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-kelas sehingga akan
menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut sistem ini seperti Rusia, Kuba,
Korea Utara, dan negara komunis lainnya.
Ciri-ciri
:
1.
Hak
milik individu tidak diakui.
2.
Seluruh
sumber daya dikuasai negara.
3.
Semua
masyarakat adalah karyawan bagi negara.
4.
Kebijakan
perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan
:
1.
Pemerintah
lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2.
Kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3.
Pelaksanaan
pembangunan lebih cepat.
4.
Pemerintah
bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan
:
1.
Individu
tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
2.
Tidak
ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3.
Potensi
dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
5.
Sistem
Perekonomian Fasisme
Fasisme
adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah
bangsa lain. Dengan kata lain, fasisme adalah suatu sikap nasionalisme yang berlebihan.
Fasisme dapat menghambat proses multikulturalisme karena bersifat:
·
Ultra
Nasionalis
·
Rasis
·
Militeris
·
Imperialis
Contohnya
adalah Jerman dan Italia
6.
Sistem Ekonomi
Demokrasi
Sistem
ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian
nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang
berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat di
bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi,
pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha
aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, negara berperan dalam
merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan
demikian terdapat kerja sama dan saling membantu antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat.
Ciri-ciri
positif pada sistem ekonomi demokrasi :
1. Cabang-cabang
produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara.
2. Bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
3. Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
4. Warga
negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta
mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5. Hak
milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan masyarakat.
6. Potensi,
inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
7.
Fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Ciri-ciri
negatif pada sistem ekonomi demokrasi :
1. Sistem
free fight liberalism, yaitu sistem persaingan bebas yang saling menghancurkan
dan dapat menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain sehingga
dapat menimbulkan kelemahan struktural ekonomi nasional.
2. Sistem
etatisme, di mana negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta
mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor
negara.
3. Persaingan
tidak sehat dan pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk
monopoli yang merugikan masyarakat.
Perbedaan Bisnis yang Hanya Mengejar Keuntungan dan Bisnis yang Tidak Mengejar Keuntungan
Perbedaan bisnis yang hanya mengejar keuntungan dan tidak mengejar keuntungan adalah apabila bisnis di lakukan hanya untuk mendapatkan laba atau keuntungan bagi si pebisnis dan hanya untuk memakmurkan kehidupannya, itu dapat dikategorikan sebagai bisnis yang hanya mengejar keuntungan. Untuk memaksimumkan keuntungan tersebut, maka tidak dapat dihindari sikap dan perilaku yang menghalalkan segala cara yang sering tidak dibenarkan oleh norma moral.Namun, apabila bisnis di lakukan untuk menyediakan produk atau jasa yang bermanfaat bagi masyarakat dan tidak sekedar hanya untuk mendapatkan laba bagi si pebisnis maka itu dapat dikategorikan sebagai bisnis yang tidak mengejar keuntungan.
Perbedaan
Bisnis yang Hanya Mengejar Keuntungan dan Bisnis yang Tidak Mengejar Keuntungan
Banyak kemajuan pandangan masyarakat kita terhadap bisnis dibandingkan dengan satu atau dua dekade yang lalu. Pada masa lalu, orang tua kita memandang sebelah mata terhadap pekerjaan bisnis. Bisnis tidak dianggap sebagai profesi. Orang terpandang, kaum intelektual, ahli agama menutup minatnya terhadap bisnis, ada rasa malu menerjuni bidang ini. Namun sekarang persepsi demikian telah berlalu, masyarakat tidak memandang rendah lagi, bisnis sudah terangkat menjadi profesi elit.
Apalagi pada era globalisasi seperti ini bisnis sangat berperan penting karena bisnis sudah di anggap menjadi sebuah profesi. Bisnis sudah menjadi dambaan anak muda. Banyak juga orang yang beralih profesi ke profesi bisnis, seperti ahli hukum, teknologi, kedokteran, pendidik/guru, dosen. Ada yang pindah jalur ke profesi bisnis sebagai pekerjaan utama adapula yang sambilan. Memang profesi bisnis sangat mengasyikkan, memberikan kepuasan lahir dan batin kepada pelaksananya. Profesi ini harus kita tekuni, dirintis, dan dikembangkan. Masih terbuka luas lapangan kerja, masih banyak komoditi dan kegiatan bisnis yang menantang. Dorongan moral bagi yang beragarna Islam sudah terpatri dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa: “pekerjaan paling mulia dalam Islam ialah pekerjaan yang dilakukan dengan tangan sendiri dan jual beli yang halal.” Jangan lupa, jual beli merupakan salah satu bagian dari bisnis. bahkan bisnis juga dapat melatih kita untuk melatih kejujuran. Karena apabila orang yang berbisnis itu jujur maka ia akan mendapatkan keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga dari mana datangnya. Tetapi apabila ia tidak jujur maka ia tinggal menunggu kehancuran dari bisnis yang telah ia jalani. Dan banyak pula keuntungan dalam melakukan bisnis tersebut.
Referensi
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2014/02/sistem-ekonomi-di-indonesia.html
http://moursalinho.blogspot.com/2012/03/macam-macam-sistem-ekonomi.html
http://meizgun.wordpress.com/2009/11/20/sistem-sistem-perekonomian/
http://hefrinpratama.blogspot.com/2014/10/perbedaan-bisnis-yang-hanya-mengejar.html
http://www.academia.edu/4614177/tugas_etika_bisnis
http://zainulmuchlas.wordpress.com/pengantar-bisnis/ruang-lingkup-bisnis-3/
http://yuniprasetyawati.blogspot.com/2010/10/pengantar-bisnis.html